Baik simulasi dampak maupun tabrakan mengandalkan metode komputasi canggih, seringkali menggunakan teknik analisis elemen hingga (FEA). Simulasi ini memerlukan pemodelan material, kondisi batas, dan faktor lingkungan yang akurat untuk menghasilkan prediksi yang dapat diandalkan. Dengan menjalankan beberapa simulasi di bawah kondisi yang berbeda, para insinyur dapat secara iteratif menyempurnakan desain dan membuat keputusan yang berdasarkan informasi untuk meningkatkan keselamatan dan kinerja.
Simulasi Dampak:
Simulasi dampak berfokus pada pemodelan efek saat satu objek bertabrakan dengan objek lain. Simulasi ini umumnya digunakan dalam industri rekayasa, otomotif, dirgantara, dan manufaktur untuk menilai kinerja komponen atau struktur selama kecelakaan, tabrakan, atau peristiwa berenergi tinggi lainnya. Simulasi dampak dapat membantu insinyur mengoptimalkan desain untuk keselamatan, ketahanan, dan kinerja dengan memprediksi faktor-faktor seperti deformasi, distribusi tegangan, dan penyerapan energi.
Simulasi Tabrakan:
Simulasi tabrakan khususnya menangani skenario yang melibatkan kendaraan, seperti mobil, pesawat, atau kereta, bertabrakan dengan rintangan atau satu sama lain. Simulasi ini sangat penting dalam rekayasa otomotif untuk merancang kendaraan yang lebih aman dan meningkatkan sistem perlindungan penghuni seperti airbag dan sabuk pengaman. Simulasi tabrakan mempertimbangkan faktor seperti kecepatan kendaraan, sudut tabrakan, sifat material, dan desain struktural untuk memprediksi hasil seperti deformasi, percepatan, dan potensi risiko cedera.